Burung namdur jambul merah (Amblyornis subalaris)
BURUNG NAMDUR
Orang Eropa pertama yang melihat pondok burung namdur di hutan lumut Irian menyangka sebagai rumah mainan buatan anak-anak penduduk asli. Bagaimana seseorang bisa membayangkan bahwa pondok rapih dengan tamannya yang terawat adalah hasil karya burung?
John Gould, ahli burung terkenal dari Australiam adalah orang pertama yang memberikan laporan yang benar mengenai burung namdur dan pondoknya. Tetapi sampai sekarang pun tingkah laku dan ekologi burung ini belum sepenuhnya diketahui. Burung namdur adalah kerabat dekat burung cendrawasih. Mereka juga terbatas penyebarannya di wilayah Australia, dengan 9 jenis dikenal hanya di wilayahIrian, di Australia 7 jenis, dan 2 jenis lainnya terdapat di kedua tempat tersebut.
Walaupun ada yang berwarna merah menyala dan ada yang berjambul beraneka warna, kebanyakan burung namdur agak suram penampilannya. Jika burung cendrawasih mengembangkan bulu dan hiasanyang luar biasa serta beraneka warna untuk memikat pasangannya, maka burung namdurjantan memiliki strategi berbeda. Mereka memikat betina dengan pondok yang dibuat serta di beri hiasan dan karena itu tidak perlu memiliki bulu yang beraneka warna. Pada jenis yang jantannya memiliki bulu-nulu berwarna, umumnya mereka membuat pondok yang paling sederhana. Pondok ini di bangun di permukaandengan area peragaan yang oleh pemiliknya diberi benda-benda berwarna dan menarik, yang semuanya dipilih dengan penuh ketelitian. Segera setelah jantan berhasil memikat betinake dalam pondoknya, perkawinan terjadi. Akan tetapi si betina tidak meletakkan telurnya di sini, melainkan dalam sarang berbentuk potpada pohon agak jauh dari pondok tersebut.
Pondok itu tidak dapat di pakai sepanjang tahun, hanya pada bulan-bulan di mana terdapat kegiatan berkembang biak. Tergantung pada jenis burung, pondok tersebut dapat dimiliki oleh seekor jantan saja atau beberapa jantan bersama-sama. Bentuk pondok yang dibuat jenis tertentu didasarkanpondok rancangan dasar: pondok panggung, pondok lorong, dan pondok tonggak berhias yang rumit.
Pondok yang paling sederhana, seperti yang dibuat burung kucing hanya semata-mata berupa suatu area di lantai hutan yang dibersihkan dari serasah dan dihiasi dengan daun-daun. Pembuat panggung yang lain yaitu burung namdur hitam, seekor burung yang gagah berwarna hitam dengan jambul keemasan, membuat panggung yang menyerupai tikar dari bambu, dihiasi dengan kerangka kubang dan kulit siput.
Pembuat lorong membangun lorong, semacam tikar panjang terbuat dari ranting-ranting dengan dinding samping terdiri dari ranting-ranting tegak. Burung pembuat lorong yang paling menarik adalah burung namdur jambul kuning muda yang hirup di padang rumput pegunungan Irian. Jantan ini membuat pondok yang dindingnya ada empat, bukan dua seperti lazimnya. Sebuah lorong diketahui terdiri dari lebih 3000 ranting dan 1000 rumput mirip rambut, yang terjalin membentik empat dinding padat. Di dalamnya ditemukan lebih dari 1000 kerikil berwarna pucat yang beratnya 5 kg. Segera setelah betina memasuki pondok, jantan mulai menari. Ia mengambil buah buni berwarna merahdan memperagakannya kepada betina, sama halnya dengan seekor jantan yang berwarna menyala memperagakan jambul kepalanya.
Burung kucing hijau (Ailureodus crassasirostris)
Pondok yang paling rumit adalah pondok tonggak berhias buatan burung namdur pekebun (Amblyornis). Pondok tonggak berhias terdiri dari ranting-ranting yang ditumpuk di sekeliling satu atau dua anakan pohon dan dikelilingi area berlumut. Struktur initingginya dapat mencapai dua setengah meter dan merupakan hasik kerja selama beberapa tahun. Beberapa jenis membangun menara besar dengan atap dan ruang didalamnya, menghiasi halaman lumut tempat bercumbu dengan kulit kerang, serangga, sutera laba-laba, serta bunga-bunga segar yang setiap hari diganti dalam jangka waktu beberapa bulan. Di Irian Jaya penjelajah hutan dapat menemukan pondok kecil, tinggi satu meter dengan "taman" yang rapih di mukanya dihiasi tumpukan teratur bunga jahe hutan, kulit perisai kumbang, biji berwarna hitam, dan kulit biji; semuanya hasil kerja burung namdur pekebun.
Dalam menghias pondoknya, burung namdur jantan memilih hiasan menurut warnanya. Pada mulanya didugabahwa spesies-spesies tertentu, tetapi ternyata belum lama ini terbukti tidak benar. Sebenarnya karena ada warna-warna yang memang lebih disukai, maka burung-burung namdur saling mencuri satu sama lainnya. Burung namdur yang paling cerdik berhasil mendapatkan warna yang lebih indah dan yang lainnya hanya memperoleh sisanya. Hal ini memamg tampak seolah-olah burung namdur tertentu lebih menyukai warna tertentu pula. Beberapa jenis burung namdur mewarnai pondoknya dengan bubur buah, arang, atau hancuran rumput kering yang dicampur air liur. Pekebun, tukang kayu, pelukis adalah keahlian yang bukan hanya dimiliki oleh manusia.
Dalam menghias pondoknya, burung namdur jantan memilih hiasan menurut warnanya. Pada mulanya didugabahwa spesies-spesies tertentu, tetapi ternyata belum lama ini terbukti tidak benar. Sebenarnya karena ada warna-warna yang memang lebih disukai, maka burung-burung namdur saling mencuri satu sama lainnya. Burung namdur yang paling cerdik berhasil mendapatkan warna yang lebih indah dan yang lainnya hanya memperoleh sisanya. Hal ini memamg tampak seolah-olah burung namdur tertentu lebih menyukai warna tertentu pula. Beberapa jenis burung namdur mewarnai pondoknya dengan bubur buah, arang, atau hancuran rumput kering yang dicampur air liur. Pekebun, tukang kayu, pelukis adalah keahlian yang bukan hanya dimiliki oleh manusia.
Tags:
Fauna Irian